Senin, 09 April 2012

Merakit lentera harapan, dengan Seleksi Berkas Etos Jogja 2012

Pintu coklat, tembok cream, lantai keramik, karpet ruang tengah, teras asrama, whiteboard, puluhan alat kerja mulai dari cutter hingga steples, ratusan map berkas pendaftar, ribuan lembar kertas seleksi, puluhan laptop, belasan FD, modem, sepeda onthel, sepeda motor, gelas piring sendok di dapur, sajadah, Qur'an dan mukenah serta sarung, semoga turut bersua kelak di hari perhitungan amal.. tak ada lain yang menjadikan kami melakukan semua ikhtiar terbaik kami dalam seleksi berkas Etos Jogja 2012 ya Rabb..hanya ridho-Mu lah yang menjadi alasan terkuat bagi kami. Pun tak ada azzam yang kan tertanam dan semakin kokoh bercokol dalam hati kami tanpa izin dari-Mu ya Rabb.. Berlutut kami dihadapan-Mu, memasrahkan semua yang telah kami upayakan hanya kepada-Mu. Kemarin, berlomba dengan sang fajar, kami mengirim softcopy berkas seleksi calon mahasiswa yang mendaftarkan dirinya ke Etos cabang Jogja. H-7, yahh..sejak itu kami mulai sangat disibukkan oleh berkas seleksi. Tak dapat dipungkiri, jumlah pendaftar Etos tahun ini merangsek naik lebih dari seratus pendaftar dibandingkan tahun kemarin. Dipekan-pekan terakhir sebelum pendataran ditutup, asrama akhwat Pandega (di Jalan Kaliurang KM 5.6) bisa dibilang cukup ramai. Betapa tidak, tiap pagi sekitar pukul 08.00 WIB, bisa dipastikan Bapak Pos datang mengirimi kami berkas pendaftaran Etos, terkadang 4, 7, 9, bahkan pernah hingga 17 berkas sekali datang. Hingga tiba hari penutupan pendaftaran, pukul 21.00 WIB saya menerima sms dari nomor yang tidak saya kenal. Kurang lebih begini bunyinya.. " Assalamu'alaykum, Kakak, saya sekarang ada di masjid Nurul Islam (masjid dekat asrama akhwat Pandega), saya mau ngumpulin berkas Etos, apa masih bisa?" Aku yang saat itu masih berkutat dengan berkas di ruang tengah asrama, membalas pesan singkat itu "Wa'alaykumusalam, nggih de..bisa. mba kesitu sekarang." sesegera mungkin keluar menuju masjid. Benar saja, di sana ada seorang anak SMA, putri, menyambutku dengan senyum kelegaan. Berkas dengan segera berpindah tangan. Ade tersebut pamit, menyalamiku dan mengucapkan maaf karena terlambat mengumpulkan berkas dan datang disaat hari sudah larut. Kubalas dengan senyum dan ucapan tulus "ndak papa de,,. hati-hati di jalan.". Belakangan Ku ketahui bahwa Aku adalah orang ke-empat yang dia sms. Di siang hari dia sms pendamping asrama yang menjadi CP di poster pendaftaran. Karena belum ada respon maka ia sms ketua panitia Seleksi Etos yang juga menjadi CP di Surat Publikasi ke SMA-SMA. Dari ketua, yang memang posisinya sedang di luar kota, ia diberi CP koord. KSK yang harapannya dapat memberi arahan pengumpulan berkasnya, ternyata mba koord. KSK sedang tidak di asrama. Sampailah pesan singkat itu ke nomorku, yang memang dipastikan ada di asrama. yahh, semenjak me-non-aktifkan diri dari beberapa lembaga kampus, fokus konteribusiku bergeser sekian derajat ke kegiatan-kegiatan asrama. Semoga de, perjalananmu jauh-jauh Bantul-Jogja malam ini tidak sia-sia. Jika memang garis jalanmu adalah melalui Etos, tidak akan salah jatuh ke tangan yang lainnya.

Satu kisah pengumpulan berkas saja telah cukup mengusik ketenanganku. Tak tenang hati ini, mungkin mereka yang mengumpulkan berkas harus menabung berpekan-pekan hanya untuk biaya pengurusan syarat-syarat pendaftaran dan pengiriman berkas, mungkin mereka harus jauh-jauh berjalan dengan sepeda ke kantor pos mengirimkan berkas ke Jogja, dan itu nyata adanya. Banyak diantara etoser yang demikian, dan beberapa lebih merasakan lagi perjuangan pengumpulan berkas ke Jogja. Merekap berkas, input data, kelola rumus di excel, export-import data access-excel, susun berkas hardcopy dan memastikan semua berkas lengkap, membaca kisah pendaftar seleksi satu per satu untuk pengisian rekapan data, sms dan memastikan calon etoser mengirimkan berkas yang belum lengkap, meluangkan waktu-waktu istirahat malam hingga dini hari untuk merekap beberapa berkas dan mengolektif inputan berkas. Subhanalloh. Dan dengan seizin Allah kami (etoser Jogja 2009, 2010, 2011) mampu melewati semuanya, menyelesaikan seleksi berkas. Hingga nanti saatnya tiba, pengumuman dari pusat, siapa saja diantara 350an peserta seleksi berkas yang akan diloloskan menuju seleksi tulis dan wawancara.

Semakin banyak peserta seleksi Etos = semakin banyak calon mahasiswa yang merasa biaya kuliah sebagai beban yang tidak ringan.

Semakin banyak calon mahasiswa yang merasa biaya kuliah sebagai beban yang tidak ringan = harus ada upaya membuat kuliah menjadi "mungkin" dan biaya kuliah "bukan hambatan".

Bukan sama dengan "Etos adalah solusi" tapi "Etos adalah salah satu solusi". Banyak solusi lain yang dapat kita kenalkan ke ade-ade kita. dan tak tertutup kemungkinan ada solusi yang dapat kita munculkan. Keep fight, hidup terkadang tidak mudah, tapi tak jarang yang berbatu justru lebih punya makna.^^.